animasi

Kamis, 22 Maret 2012

Anjloknya IHSG Momen Investasi Indonesia

    BATAM- Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dua minggu terakhir, harus dijadikan sebagai momen untuk merebut pangsa pasar investasi oleh masyarakat Indonesia. IHSG anjlok bukan dikarenakan ekonomi Indonesia anjlok, melainkan bursa-bursa regional seperti Amerika, Eropa dan Jepang tengah jatuh. "Ekonomi Indonesia itu tahan banting. Sejak krisis global tahun 2008 sampai sekarang, Ekonomi Indonesia justru semakin bagus, tak terpengaruh dengan permasalahan ekonomi Eropa maupun Amerika," ujar Head of Capital Market Information Center  Indonesia Stock Exchance (IDX) atau lebih dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia Batam, Senin (22/8).
Anjloknya IHSG 2 minggu terakhir, dikarenakan bursa-bursa di Eropa dan Amerika jatuh, sehingga banyak yang berfikir bahwa bursa Indonesia ikut jatuh.
    Krisis di Eropa dengan Amerika saling berkaitan. Dimana banyak bank-bank di Amerika yang meminjamkan dananya di Eropa. Sementara, Eropa saat ini sedang dalam masalah keuangan yang sangat parah. Akibatnya, pengembalian dana ke bank Amerika macet.
   Sementara, perekonomian Amerika mengalami drop karena 3 indikator. Indikator pertama yaitu inflasi amerika naik 0,5 % dari konsensus 0,2 %. Indikator kedua adalah klaim pengangguran mingguan Amerika mencapai 408.000 klaim/minggu dari konsensus 400.000 klaim/minggu. Dan indikator ketiga yaitu general business condition index (manufaktur) mengalami penurunan, yaitu 3,2% di bulan Juli menjadi -30,7 pertengahan Agustus 2011 ini.
   Di samping itu, perekonomian Jepang sebagai salah satu negara dengan ekonomi maju di Asia juga terkena imbas. Hal tersebut dikarenakan pangsa pasar Jepang terbesar adalah Eropa dan Amerika. Akibat krisis di negara-negara tersebut, selama 5 bulan berturut-turut expor Jepang mengalami penurunan yang sangat drastis.
   Sementara, Indonesia justru berada dalam posisi yang sangat aman dengan index bursa masih positif, yaitu 5,63% dari harga tahun lalu.
   Namun, yang cukup dicemaskan adalah, kepemilikan saham di bursa efek Indonesia, 62-65 % nya masih dimiliki oleh warga asing. Sehingga bila negara-negara luar mengalami masalah, dikhawatirkan investor asing akan menarik dananya dari bursa saham Indonesia.
   "Hal ini seharusnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menjadi peluang merebut pasar saham kita. Karena peluang yang ada sangat besar. Posisi kita sekarang sedang menuju BB+ (investment Plus), ini posisi yang sangat bagus untuk investasi," ujar Marco.
    Indikator yang menentukan PDB (produk domestik bruto) Indonesia yaitu konsumsi sebesar 56 %, investasi sebesar 30 %, belanja pemerintah 7,5 % dan sisanya adalah ekspor.
    "Awarness masyarakat kita masih sangat kurang, itu nampak dari PDB kita yang masih sangat besar konsumsi. Peluang yang ada bisa kita wujudkan dengan menumbuhkan kesadaran untuk semakin aktif berinvestasi," tandas Marco.(pti)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar