animasi

Jumat, 23 Maret 2012

Perekonomian Indonesia Di Pusaran Krisis Global

    Fundamental ekonomi di Indonesia saat ini cukup kuat dalam menghadapiefek domino krisis keuangan global.
Hal tersebut bisa dilihatdari indikator
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat dari 5,5 persen di tahun 2006menjadi 6,3 persen pada tahun 2008.
Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak krisis tahun 1998.
Indikator lain adalah terkendalinya nilai tukar rupiah terhadapdolar Amerika (USD), laju inflasi yang relatif terkendali,
menurunnya suku bunga(BIRate),dan penerimaan dalam negeri (pajak) terus meningkat.
Untuk beberapatahun kedepan, inflasi Indonesia akan terjaga seiring dengan menurunnya goncanganekonomi domestik dan
fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat (Aksa,2008).
·         
D   Dampak Krisis Keuangan Global bagi Indonesia
Krisis keuangan di AS mengakibatkan pengeringan likuiditas sektor  perbankan dan
institusi keuangan non-bank yang disertai berkurangnya transaksikeuangan.
Pengeringan likuiditas akan memaksa para investor dari institusi keuangan AS
untuk melepas kepemilikan saham mereka di pasar modal Indonesia untuk memperkuat likuiditas keuangan institusi mereka.
Aksi tersebut akan menjatuhkan nilai saham dan mengurangi volume penjualan saham di pasar modal Indonesia. 
Selain itu, beberapa perusahaan keuanganIndonesia yang menginvetasikan dananya di instrumen investasi lembaga keuangandi
AS juga mendapat imbas atas kejatuhan nilai saham tersebut.
Krisis keuangan di AS yang merambah ke beberapa negara lainnya juga akanmengancam perdagangan beberapa produk ekspor Indonesia di pasar AS,
Jepang, dankawasan Uni Eropa yang telah berlangsung sejak lama.
Hal ini sangat berbahayamengingat produk ekspor Indonesia sangat bergantung pada negara-negara tersebut,
sedangkan di dalam negeri produk-produk tersebut kalah bersaing dengan produk impor China yang lebih murah.
Nilai tukar mata uang negara-negara Asia mengalami depresiasi terhadapmata uang dolar AS,
namun apabila melihat kondisi Rupiah dibandingkan yang lain-nya masih menunjukkan kondisi yang lebih baik.
Selama 1 Jan- 10 Oktober 2008,Rupiah hanya terdepresiasi sekitar 3%, jauh dibawah nilai mata uang Philipina (16%)dan juga Thailand (17%).
Hal ini menunjukkan bahwa, ekonomi kita masih terjagamenghadapi krisis ekonomi.
Dengan demikian krisis keuangan global memberikandampak langsung ataupun tidak langsung terhadap perkembangan ekonomiIndonesia.
Dampak langsung yang terjadi adalah kerugian pada sebagian kecilinvestor yang memiliki
exposure
atas aset-aset yang terkait langsung denganinstitusi-institusi keuangan Amerika Serikat yang bermasalah,
misalnya lembagakeuangan Indonesia yang menanam dana dalam instrumen

Lehman Brothers
.Sedangkan dampak tidak langsung krisis finansial global, antara lain;
•Mempengaruhi momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam bentuk  pengeringan likuiditas,
lonjakan suku bunga, anjloknya harga komoditas, danmelemahnya pertumbuhan sumber dana.
Langkah kebijakan pemerintah untuk menjaga agar perekonomian tetapstabil di tengah krisis antara lain dengan
mendorong kinerja melalui pemberianinsentif dan disinsentif.
Pemerintah akan menerapkan insentif ekspor berupa perbaikan iklim dan pengurangan biaya transaksi ekspor.
Kebijakan itu dibuat untuk mencegah imbas krisis keuangan global.
Selain itu pemerintah juga akan merestitusi pajak penjualan dan bea masuk termasuk strategi ekspansi ke pasar baru dan
mengamankan dari produk ilegal.
Selain itu, Pemerintah juga terus berupaya menarik penanam modal luar negeri maupun domestik untuk tetap menanamkan modalnya di sektor riil.
Beberapalangkah yang dilakukan diantaranya perbaikan masalah yang dikeluhkan investor,dan
pengendalian impor barang yang bersifat konsumtif melalui peningkatan pengadaan dalam negeri.
Untuk dapat meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia di sektor riil,Pemerintah mendorong sektor swasta untuk meningkatkan pertumbuhan usaha
ber- basis industri manufaktur sehingga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Adapun basis industri manufaktur yang didorong pertumbuhannya oleh pemerintahadalah:
1.      Tekstil dan Produk Tekstil
2.       Alas Kaki
3.      Keramik 
4.      Elektronika Konsumsi
5.       Pulp dan Kertas
6.      Petrokimia
7.       Semen
8.       Baja
9.       Mesin Listrik & Alat Listrik 
10.   Alat Pertanian
11.  Peralatan Pabrik Pemerintah juga melindungi industri dalam negeri dari membanjirnya produk luar dengan
membatasi laju impor serta meningkatkan pengamanan pasar domestik dari produk impor ilegal atau politik 
dumping 
.         Selain itu, Pemerintah juga akanmelakukan penutupan pelabuhan-pelabuhan gelap, yang sering digunakan sebagai
sarana penyelundupan barang ilegal, serta memperketat pengawasan bongkar muat barang di pelabuhan dan sepanjang pantai Indonesia.
Dalam menghadapi krisis keuangan global ini, pemerintah jugamemberikan perhatian khusus kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM),
untuk menjaga tetap tersedia lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan. Dalamsektor UKM
pemerintah terus memastikan kelangsungan program kredituntuk rakyat dan berbagai program fasilitasi UKM lainnya.
KUKM perluditingkatkan karena,
sektor KUKM Indonesia ditunjang oleh 48,9 juta unitusaha yang tersebar hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kontribusi bagi Kontribusi KUKM terhadap PDB sebesar Rp 1.778 triliun (53,3 persen)dan menyerap tenaga kerja 96 persen.
Pemerintah juga mendukung usaha peningkatan hasil komoditi di beberapa sektor usaha.
Di sektor pertanian, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan budidaya udang, kerang, kopi, coklat, ikan segar, dan daging.
Semen-tara, dalam sektor industri terdapat minyak nabati,
getah karet alam, kertas dan kertaskoran, serta barang tembaga.

·         Stabilisasi Moneter
Pemerintah melalui Bank Indonesia akan menempuh beberapa langkah, yaitumemperkuat likuiditas sektor perbankan,
yaitu menjaga pertumbuhan kredit padatingkat yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi, dan mengambilkebijakan neraca pembayaran.
upaya tersebut diantaranya adalah :
1.      Antisipasi pengeringan likuiditas global dengan memperkuat sektor  perbankan,
pertumbuhan kredit dijaga pada level yang tetap mampumendukung pertumbuhan ekonomi.
2.       Pencarian pembiayaan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara darisumber nonpasar dan sumber-sumber pembiayaan lainnya,
karena pem- biayaan melalui penerbitan surat utang makin sulit dilakukan.
3.      Pemantauan neraca pembayaran dengan menjaga momentum arus modal kedalam negeri.
4.       Pemantauan penggunaan anggaran kementerian dan lembaga negara.
Berkaitan dengan pengeringan likuiditas di pasar keuangan dan perbankan, BI menyederhanakan aturan
Giro Wajib Minimum
(GWM) untuk menambah kepercayaan diri bank terhadap kondisi likuiditas perbankan yangmelemah akibat krisis keuangan global.
Giro Wajib Minimum(statutoryreserve) adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada
Bank Indonesia yang besarnya ditetapkanoleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga(DPK) bank.
Langkah lain yang ditempuh Bank Indonesia diantaranya adalah membukaruang untuk 
repo
Surat Utang Negara (SUN) atau SBI yang diperpanjang masa ber-lakunya hingga tiga bulan.
Untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan 2009, Bank Indonesia memastikan bahwa inflasi tahun 2009 terkendali pada kisaran 6,5-7,5 persen.
Dengan pertimbangan tetap mewaspadai gejolak yang terjadi saat ini dantetap fokus menjaga nilai rupiah yang tercermin dari inflasi dan nilai tukar.
Dan yang terakhir, BI Rate disesuaikan menjadi 9,5 persen agar suku bungariil tetap terjaga pada kisaran 2-2,5 persen. Dalam jangka pendek, kenaikanBI Rate
ditujukan untuk menurunkan ekspektasi inflasi pelaku pasar.
Ekspektasi inflasi yangtinggi telah membuat nilai tukar jatuh melewati batas psikologis Rp9.500 per dollar AS. Padahal, inflasi tinggi amat berbahaya,
karena dapat menurunkan nilai aset yangdimiliki masyarakat golongan bawah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar